Ada beberapa jenis kelinci pedaging yang sudah lama menjadi bahan olahan konsumsi karena dagingnya yang banyak memberikan manfaat. Inilah pilihan terbaiknya.
Kelinci sudah hidup berdampingan dengan manusia sejak ratusan tahun. Dari berbagai jenis-jenis kelinci yang ada, salah satu manfaat kelinci bagi manusia adalah untuk dimanfaatkan dagingnya. Ada beberapa jenis kelinci pedaging yang sudah lama menjadi bahan olahan konsumsi karena dagingnya yang banyak memberikan manfaat.
Daging kelinci memiliki rasa yang sangat nikmat jika diolah dengan tepat. Dagingnya empuk dan lembut. Dan nilai plus daging kelinci adalah jumlah lemaknya yang sedikit (tidak sebanyak daging kambing, sapi atau ayam).
Ada beberapa jenis kelinci pedaging pilihan yang bisa dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Sebenarnya semua kelinci bisa dimanfaatkan sebagai kelinci pedaging, namun tentu tidak elok jika kelinci hias atau kelinci mini/dwarf yang berukuran kecil dan penampilannya imut Anda korbankan untuk dikonsumsi bukan?
Jenis Kelinci Pedaging Unggul
1. California
Kelinci California atau Californian adalah salah satu jenis kelinci pedaging yang sempurna. Kelinci ini memang diciptakan sebagai kelinci pedaging dan juga dimanfaatkan kulit serta bulunya. Namanya berasal dari dimana kelinci ini dulu diciptakan yaitu California.
Orang yang pertama kali mengembangkan jenis kelinci California adalah George West. Berat kelinci California ketika dewasa dan siap “dipanen” adalah antara 3,6 kilogram hingga 5 kilogram.
2. New Zealand White
Kelinci New Zealand atau kelinci selandia baru diciptakan sebagai kelinci pedaging. Meski namanya New Zealand, kelinci ini berasal dari California. Ada beberapa warna kelinci New Zealand yaitu putih, merah, hitam, dan biru serta warna campuran. Namun biasanya yang kerap dijadikan kelinci pedaging adalah jenis New Zealand White.
Berat kelinci New Zealand pada masa panen berkisar antara 4,5 kilogram hingga 5,5 kilogram. New Zealand White adalah salah satu kelinci pedaging paling populer di Indonesia.
3. American Chinchilla
Kelinci American Chinchilla adalah salah satu pengembangan jenis kelinci Chinchilla. Kelinci ini tidak ada hubungan dengan hewan pengerat bernama Chinchilla sehingga dagingnya aman dan halal untuk dikonsumsi. Orang yang pertama kali mengembang biakan kelinci Chinchilla adalah MJ Dybowski yang berasal dari Prancis.
Kelinci American Chinchilla memang sengaja diciptakan untuk dimanfaatkan daging dan kulitnya pada tahun 1920-an. Berat kelinci American Chinchilla ketika dewasa dan siap dipanen adalah antara 4,1 kilogram hingga 5,5 kilogram.
4. Satin
Jenis kelinci Satin ada dua yaitu Satin standar dan Satin mini. Satin mini lebih diperuntukkan sebagai kelinci hias atau peliharaan. Kelinci Satin mulai dikembangbiakkan pada tahun 1930 di Amerika.
Nama Satin diberikan karena warna bulunya seperti satin yang berkilauan (meskipun ada varietas warna lain seperti putih). Orang yang berada di balik terciptanya jenis kelinci Satin adalah peternak kelinci bernama Walter Huey. Kelinci Satin terbagi menjadi dua varietas yaitu Satin Amerika dan Satin Inggris.
Kelinci Satin Amerika memiliki bobot tubuh seberat 3,6 kilogram hingga 5 kilogram. Sedangkan kelinci Satin Inggris lebih kecil antara 2,7 kg hingga 3,6 kilogram.
5. Flemish Giants
Salah satu kelinci domestik terbesar dengan produksi daging yang banyak, inilah kelinci Flemish Giants. Karena tubuhnya yang besar untuk ukuran kelinci inilah yang membuatnya mendapatkan nama Giant alias raksasa.
Kelinci ini berasal dari kota Ghent di Belgia. Kelinci Flemish Giants berasal dari percampuran beberapa jenis kelinci pedaging. Kelinci Flemish Giants juga menjadi cikal bakal pengembang biakan beberapa jenis kelinci.
Berat kelinci Flemish Giants ketika dewasa dan siap dipanen adalah 9 kilogram hingga 10 kilogram. Butuh waktu hingga 1,5 tahun bagi kelinci ini untuk mencapai usia dewasanya.
6. Cinnamon
Kelinci Cinnamon merujuk pada warna bulunya yang mirip seperti kayu manis (cinnamon). Kelinci ini pada mulanya tercipta secara tidak sengaja ketika keturunan kelinci beda jenis kawin dengan sendirinya pada tahun 1962.
Sebenarnya kelinci Cinnamon pada awalnya bukanlah kelinci yang ditujukan sebagai pedaging. Penampilannya yang manis membuatnya menjadi kelinci kelas pertunjukan dan peliharaan.
Namun seiring waktu, kelinci Cinnamon berubah menjadi kelinci serbaguna; sebagai pedaging, dimanfaatkan kulit/bulunya, pertunjukan dan peliharaan. Ketika mencapai usia dewasanya, kelinci Cinnamon memiliki berat badan antara 4,1 kilogram hingga 5 kilogram.
7. Rambon
Kelinci Rambon adalah kelinci lokal Indonesia. Kelinci ini tercipta dengan mengawin silangkan kelinci New Zealand dengan kelinci lokal (kelinci Jawa).
Namun secara penampilan, kelinci Rambon mirip dengan New Zealand sehingga terkadang masih sulit untuk membedakan keduanya. Berat kelinci Rambon ketika dewasa dan siap dipanen berkisar antara 2,5 kilogram hingga 3,5 kilogram.
8. Hotot
Kelinci dengan penampilan seperti memakai kacamata, inilah kelinci Hotot dengan ukuran tubuh sedang. Kelinci ini pertama kali dikembang biakkan di Hotot-en-Auge, Prancis.
Orang yang menciptakan kelinci jenis ini adalah peternak kelinci legendaris bernama Eugénie Bernhard. Kemunculan awal kelinci Hotot ini dimulai pada tahun 1912. Kelinci Blanc de Hotot memang diciptakan untuk dimanfaatkan daging dan kulit atau bulunya.
Tubuhnya berukuran sedang hingga besar. Kelinci Blanc de Hotot dewasanya memiliki bobot antara 3,6 kilogram hingga 5 kilogram. Ciri utamanya adalah bulunya hanya berwarna putih dengan lingkaran warna gelap di sekitar matanya.
9. Hycole
Kelinci Hycole adalah jenis kelinci pedaging yang populer di Indonesia. Kelinci ini diimpor dari Prancis dan memang ditujukan untuk dikembang biakkan di Indonesia untuk dimanfaatkan dagingnya.
Kelinci Hycole berukuran sedang hingga besar. Bobot kelinci Hycole dewasa yang siap dipanen berkisar antara 5,5 kilogram hingga 7,5 kilogram.
10. Hyla
Kelinci Hyla juga menjadi salah satu jenis kelinci pedaging yang sangat populer di Indonesia selain New Zealand dan Hycole. Kelinci ini pada awalnya diimpor dari Prancis dan kemudian dikembang biakkan secara produktif di Indonesia.
Kelinci Hyla sendiri adalah hasil persilangan dari New Zealand White, Californian dan beberapa kelinci pedaging lainnya. Kelinci Hyla dewasa memiliki berat rata-rata antara 5 kg hingga 5,5 kg.
11. Bligon
Kelinci Bligon adalah salah satu jenis kelinci lokal yang dikembang biakkan sebagai kelinci pedaging. Bligon adalah kelinci hasil persilangan antara kelinci Jawa dengan kelinci pedaging dari luar seperti Flemish Giants dan New Zealand.
Kelinci Bligon kerap digunakan sebagai bahan sate kelinci. Kelinci Bligon dewasa yang siap dipanen memiliki berat rata-rata 3,5 kg hingga 5 kg.
12. Jawa
Kelinci Jawa adalah kelinci lokal asli Indonesia (meskipun beberapa jenisnya juga ditemukan di India). Karena tubuhnya yang termasuk besar dan betinanya sangat subur (dalam satu tahun bisa hamil 7 kali) dan setiap kelahiran jumlahnya banyak (sekali kelahiran berkisar antara 6 hingga 12 ekor).
Kelinci ini menjadi salah satu kelinci pedaging favorit di Indonesia. Berat kelinci dewasanya berkisar antara 5 kg sampai 6 kg.
13. Palomino
Kelinci Palomino berasal dari Amerika. Warna bulunya menyerupai warna emas. Kelinci Palomino pertama kali dikembang biakkan oleh peternak kelinci asal Washington yaitu Mark Youngs. Kelinci ini diciptakan untuk dimanfaatkan daging dan kulitnya. Rata-rata berat kelinci dewasanya berkisar antara 3,6 kg hingga 5,5 kg.
14. Silver Fox
Kelinci Silver Fox pertama kali dikembang biakkan oleh peternak kelinci asal Ohio yang bernama Walter B. Garland. Tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai kelinci pedaging.
Namun karena penampilan warna dan pola bulunya yang cantik, kelinci ini juga dimanfaatkan kulit atau bulunya dan juga dijadikan kelinci kejuaraan. Kelinci Silver Fox dewasa yang siap dipanen memiliki berat antara 4,1 kg hingga 5,5 kg.
15. Champagne d’Argent
Tubuhnya besar dan bulunya cantik. Kelinci Champagne d’Argent memang diciptakan sebagai kelinci yang menghasilkan jumlah daging yang banyak dan dimanfaatkan kulit atau bulunya. Kelinci ini sudah ada sejak abad ke 17. Berat kelinci dewasanya berkisar antara 4,1 kiilogram hingga 5,5 kilogram.
Baca juga:
11 Jenis Kelinci Terbesar di Indonesia
Tips Memilih Jenis Kelinci Pedaging
Hal yang sangat wajar jika rata-rata kelinci yang biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan sate kelinci adalah kelinci tua yang sudah tidak produktif. Harganya memang lebih murah jika harus membeli kelinci pedaging pilihan.
Jika Anda menginginkan daging kelinci yang berkualitas untuk dinikmati, bisa dicoba beberapa tips berikut ini.
- Pastikan kelinci dalam kondisi sehat dan tidak memiliki cacat di bagian tubuh
- Perhatikan mata kelinci. Kelinci yang sehat dan berkualitas baik memiliki mata yang jernih dan cerah
- Tarik sedikit bulunya, jangan dipilih jika rontok berlebihan
- Hidung kelinci yang sehat bersih (tidak ada ingus atau bekas ingus kering).